Budidaya jamur tiram di Desa Klampok Kecamatan Kapas

Sejak tahun 1996, budidaya jamur tiram menjadi usaha sampingan warga Desa Klampok, Kecamatan Kapas,Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. “Ini usaha alternatif bagi petani di sini, lumayan untuk menambah pendapatan warga,” ungkap Achmad Nurul Huda, Kepala Desa Klampok.
Menurut Huda, sudah ada 22 Kepala Keluarga (KK) yang menggeluti usaha budidaya jamur tiram di desa yang mempunyai jumlah penduduk 888 jiwa di 262 KK. Guna menjadikan Desa Klampok sebagai sentra jamur tiram, pihaknya mengaku telah membuat kebijakan khusus, yakni mewajibkan perangkat desa untuk membudidayakan jamur tiram.
Huda menjelaskan, budidaya jamur tiram mempunyai prospek yang cukup cerah secara ekonomis. “Hanya membutuhkan 40 hari sejak pananaman, kita sudah bisa panen. Terlebih kamipun tak perlu membeli bibit dari luar,” ujarnya.
#Matoh!!! Budidaya jamur tiram ala desa klampok Kecamatan Kapas #Bojonegoro pic.twitter.com/rDKllDLmEL
— humas kab bjn (@humaskabbjn) 3 Juli 2014
Selain secara ekonomi menguntungkan, di Desa Klampok sendiri hasil budidaya jamur tiram juga digunakan untuk kegiatan sosial. “Untuk yang kurang mampu, kita sama-sama membantu dan mengajak membudidayakan, bibitnya diambilkan dari keuntungan yang ada,” tambahnya.
Mengenai pemasarannya, Huda mengaku hingga saat ini permintaan jamur tiram dari dalam kota Bojonegoro saja masih belum dapat terpenuhi dari desanya. “Dari Kota Bojonegoro permintaan rutinnya adalah 7 kuintal per panen, Desa kami hanya mampu memenuhi 50 persennya saja,” tambahnya.
Kedepannya, Huda menyatakan akan mencoba kemungkinan penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk pengembangan budidaya jamur tiram di desanya.
Untuk memproduksi jamur ini, membutuhkan waktu yang panjang, mulai dari persiapan ruangan, mulai dari pengaturan tempat, rak-raknya, baru pada proses pembuatan media tanam jamur, yang dimulai dari persiapan, pencucian, sterilisasi, pencampuran bahan, pengoposan, pewadahan, sterilisasi II, pendinginan, inokulasi dan inkubasi.
“ini butuh proses,” tutur M. Kharisudin.
Jamur ini dapat dipanen setelah 40 hari, setelah itu dapat diunduh per dua minggu sekali sampai satu tahun. Rata-rata satu baglog dapat menghasilkan maksimal setengah kilo gram.
“Jamur ini menunggu sampai baglognya putih, baru tumbuh jamur,” ujarnya.
Untuk mendorong agar jumlah produksi jamur tiram putih terus naik di Desa Klampok. Saat ini, melalui kebijakan desa, sebelum masyarakat diajak berpartisipasi, seluruh perangkat diwajibkan untuk membudidayakan jamur. Dan dibuatkan kelompok petani jamur.
“Semua perangkat saat ini telah membudidayakannya,” kata A. Nurul Huda, Kepala Desa Klampok