Published On:Kamis, 10 Juli 2014
Posted by Desa Sukorejo
Kerupuk Traffic Llight
KIM Singonoyo (Desa Sukorejo) - Bicara Soal Kerupuk, Bojonegoro punya krupuk yang unik lho, Yapss.. Krupuk Traffic Light atau bahasa jawanya Abang Ijo (Merah Hijau) mungkin karena lokasi pembuatan kerupuk dekat lampu merah/Traffic Light, atau mungkin untuk menyingkat kata secara warnanya kan ada merah, kuning, putih dan hijau, jadi langsung aja sebut warna yang paling depan dan paling belakang, Tapi ada juga yang menyebut dengan Kerupuk Kelenteng lho karena kebetulan Lokasi produksi kerupuk tersebut juga dekat dengan Klenteng Hok Swie Bio Bojonegoro. (Ly)
Pabrik kerupuk ini terletak di Jl. Jaksa Agung Suprapto, usaha turun temurun ini telah dimulai sejak 60 tahun yang lalu. Kesibukan karyawan pabrik ini berlangsung dari pagi sampai sore dalam sehari bisa menggoreng tak kurang dari 70 kg krupuk mentah. Demikian pula pembeli datang dan pergi silih berganti. Rata – rata pembeli yang datang ke sini pulang dengan membawa kerupuk dalam plastik berukuran besar untuk dijual kembali. Harganya pun cukup murah, sekitar Rp. 20.000/kg yang kemudian pembeli menjual kembali dengan harga Rp. 3000/ons.
Rasa khas dari kerupuk ini tak tergantikan oleh modernisasi jaman, mungkin karena takaran adonan yang tetap dan cara menggorengnya tradisional, yaitu menggunakan sekam sebagai media. Soal nama Yaaaa... sesuka temen-temen aja dech mau panggil kerupuk Abang ijo atau kerupuk kelenteng. Toh penampakannya sama, ya kerupuk khas Bojonegoro itu. Yang rasanya juga khas banget tiada duanya dech. Konon kerupuk tersebut juga bisa lho buat obatin Sariawan. Caranya kerupuk tersebut di celupin ke air minum trus kerupuk yang lembek tersebut di tempelin beberapa detik di bagian mulut yang Sariawan.
Pabrik kerupuk ini terletak di Jl. Jaksa Agung Suprapto, usaha turun temurun ini telah dimulai sejak 60 tahun yang lalu. Kesibukan karyawan pabrik ini berlangsung dari pagi sampai sore dalam sehari bisa menggoreng tak kurang dari 70 kg krupuk mentah. Demikian pula pembeli datang dan pergi silih berganti. Rata – rata pembeli yang datang ke sini pulang dengan membawa kerupuk dalam plastik berukuran besar untuk dijual kembali. Harganya pun cukup murah, sekitar Rp. 20.000/kg yang kemudian pembeli menjual kembali dengan harga Rp. 3000/ons.
Rasa khas dari kerupuk ini tak tergantikan oleh modernisasi jaman, mungkin karena takaran adonan yang tetap dan cara menggorengnya tradisional, yaitu menggunakan sekam sebagai media. Soal nama Yaaaa... sesuka temen-temen aja dech mau panggil kerupuk Abang ijo atau kerupuk kelenteng. Toh penampakannya sama, ya kerupuk khas Bojonegoro itu. Yang rasanya juga khas banget tiada duanya dech. Konon kerupuk tersebut juga bisa lho buat obatin Sariawan. Caranya kerupuk tersebut di celupin ke air minum trus kerupuk yang lembek tersebut di tempelin beberapa detik di bagian mulut yang Sariawan.








